Kampung Simpang Rahmat terletak pada ketinggian 900 meter diatas pemukaan laut sangat cocok untuk perkebunan kakao, durian, pinang dan lada serta cocok untuk tanaman holtikultura dan peternakan. Kampung Simpang Rahmat merupakan pemekaran dari Kampung Reronga, sebelum dimekarkan menjadi Kampung Defenitif, Kampung Simpang Rahmat merupakan dusun Kampung Reronga yang bernama dusun Gedung Tengah.
Dusun Gedung Tengah dibuka pada tahun 1947 yang merupakan hutan belantara, masyarakat tertarik ke dusun gedung tengah dikarenakan pada saat itu perkembangan padi gogo sangat bagus perkembangannya. Pada umumnya penduduknya berasal dari Redelong, Cot Girek dan daerah pesisir lainnya yang merupakan para pekerja pada perkebunan belanda. Setelah terbentuknya dusun yaitu pada tahun 1949 maka masyarakat berkumpul di menasah untuk memusyawarahkan hal-hal sebagai berikut :
• Pemberian nama dusun yaitu Gedung Tengah, namanya diambil dari letak geografisnya yaitu :
Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Reronga
Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Timang Gajah
Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Peusangan
Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Rimba Raya
• Dikarenakan pada tengah-tengah dusun terdapat 3 (tiga) buah lubang besar yang dalam bahasa Gayo disebut Gedung maka dinamakan Gedung Tengah
• Untuk mensyukuri nikmat panen yang berlimpah, maka pada nulan muharram (suro) diadakan doa bersama (Tulak Bala) dan kenduri bersih desa dan dilanjutkan pada pagi harinya hiburan Wayang Kulit (hiburan yang ada pada saat itu) hingga saat ini.
• Dibentuknya Ratpati (Sejenis tarikan untuk kegiatan fardhu kifayah)
Baru pada tahun 2002 ada wacana pemekaran kampung, maka disepakati oleh tokoh masyarakat nama gedung tengah diganti menjadi Simpang Rahmat yang mewakili semua unsur masyarakat Gayo, Aceh dan Jawa artinya mencari jalan yang lebih baik yang diridhoi Allah SWT. Baru pada tahun 2005 menjadi Kampung Defenitif hingga saat ini.